Saturday, 18 January 2014

Moody

Kalau beberapa hari yang lalu saya mem-post tentang sifat saya yang susah membuat keputusan, hari ini saya akan bercerita tentang sifat moody saya.

To the point aja, saya orangnya amat sangat moody. Kalau saya sedang mengerjakan sesuatu, dan lalu saya diganggu hingga perasaan tak enak, maka yang saya kerjakan (dan biasanya, yang akan saya kerjakan) akan terganggu.

Contohnya saja malam ini, saya sudah punya rencana untuk menulis mengenai salah satu alasan saya untuk kembali membuka twitter dan facebook mendekati ujian setelah hampir berbulan-bulan tidak membukanya. Tapi yah, namanya orang moody, begitu terganggu, mood langsung hilang. Untung masih bisa nulis post ini sehingga target pribadi mem-post sesuatu di blog ini tidak terganggu.

Sudah, segitu saja kali ini. Saya ingin mojok bergalau ria dulu. Adios.

Ps: Mum, if you read this, I was angry not because you remind me of The Exam (although it was part of the reason), but because you disturbed me from writing a post. Sorry if you're disappointed.
Love, your son.

1 comment:

Alfatih.aati said...

Ziyad,

salah satu bentuk kedewasaan adalah kemampuan bangkit kembali dari keterpurukan. Moody bukanlah suatu yang salah, setiap orang berhak punya perasaan.

Namun, dibutuhkan kemampuan untuk membangkitkan semangat kembali atau mengontrol emosi sehingga tidak mengganggu rencana.

Perlu latihan memang, tapi harus disadari dan diniatkan. Masih akan banyak tantangan yang akan Ziyad hadapi. Cemungud, hehehe...

Selamat mencoba, you can do it....